PERUBAHAN HARGA (INFLASI)
MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL
PERUBAHAN HARGA (INFLASI)
Disusun Oleh:
Anggie Mardhiyana (21213019)
KELAS 4EB28
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
Mata Kuliah: Akuntansi Internasional
Dosen: Budiasih, SE, MM
Universitas Gunadarma
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan
ekonomi saat ini telah timbul berbagai macam adanya inflasi dalam perubahan
harga, Inflasi dapat didefinisikan sangat sederhana sebagai kenaikan tingkat
harga rata-rata untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Banyak dari
kita sangat menyadari fenomena ini. Inflasi merupakan fenomena dunia yang
banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di negara
maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpanan dari convensional historical cost accounting
yang memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset.
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit
pengukur, dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar
yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit
pengukur berkaitan dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga
umum. Masalah pemertahanan capital berkaitan dengan pengertian laba sebagai
selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Akuntansi bagi
perubahan harga secara khusus berhubungan erat dengan manajer-manajer
perusahaan multinasional karena tingkat inflasi bervariasi secara substansial
antara suatu negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan kemungkinan
dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek distorstif dari inflasi.
Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja perusahaan dapat
mengakibatkan tidak efisiennya keputusan operasional yang dibuat oleh manajer
yang tidak mengerti pengaruh dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan
posisi keuangan, aktiva keuangan seperti nilai kas akan berkurang nilainya
selama inflasi karena menurunnya daya beli. Konsekuensi-konsekuensi
internasional dari inflasi global sangat mengganggu. Karena inflasi telah
mengikis standar kehidupan sekarang ini yang memiliki penghasilan dan
memperumit pengambilan keputusan bisnis
secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik sosial yang luas,
tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan lagi tidak menyebabkan
pergolakan-pergolakan politik yang telah memberi warna pada politik global
dalam kemajuan saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi
perubahan harga?
2.
Bagaimana
cara penyesuaian inflasi bagi perubahan harga?
3.
Apa saja
penyebab dari inflasi?
4.
Apa dampak
yang ditimbulkan dari inflasi?
5.
Bagaimana
cara mengatasi inflasi?
6. Bagaimana sudut pandang
internasional terhadap akuntansi inflasi
1.3 Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana akuntansi bagi perubahan harga
2.
Untuk
mengetahui bagaimana penyesuaian inflasi bagi perubahan harga
3.
Untuk
mengetahui penyebab dari inflasi
4.
Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari inflasi
5.
Untuk
mengetahui cara mengatasi inflasi
6.
Untuk
mengetahui bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perubahan Harga
Akuntansi perubahan
harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap
perubahan atau selisih harga dan masalah
akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang
akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu
ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen
keuangan dasar.
Untuk memahami makna
istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan
harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah
perubahan harga itu.
a. Perubahan
harga umum
Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi
(deflation).
b. Perubahan
harga spesifik
Perubahan
harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu
yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
2.2 Penyesuaian Inflasi
Serangkaian metode
statistik yang mengukur perubahan-perubahan harga, baik perubahan umum maupun
perubahan spesifik, umumnya tidak bergerak dalampola yang parallel. Selain itu,
masing-masing jenis perubahan harga efeknya berbeda-beda terhadap ukuran posisi
keuangan dan kinerja operasi perusahaan. sehingga konsekuensinya, jenis
perubahan ini harus di pertimbangkan sesuai dengan yang berbeda. Selanjutnya,
akuntansi bagi efek perubahan tingkat harga umum disebut sebagai model biaya
historis-daya beli konstan. akuntansi bagi perubahan harga spesifik disebut
sebagai model nilai ( biaya ) berjalan.
a. Penyesuaian
tingkat harga umum
Model
biaya historis-dolar konstan mempertimbangkan perubahan harga ini dengan
mengukur laba sedemikian rupa sehingga pendapatan tersebut mencerminkan jumlah
maksimum sumber daya yang dapat didistribusikan ke berbagai pihak yang berhak
selama periode tertentu, dan pada saat yang sama mempertahankan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh jumlah barang dan jasa yang secara umum sama, pada
akhir periode, dengan jumlah barang dan jasa yang dapat diperolehnya pada awal
periode.
b. Penyesuaian
biaya berjalan
Model
biaya berjalan memandang laba sebagai jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan selama periode tertentu, dengan mengbaikan pertimbangan pajak,
dan pada saat yang sama mempertahankan kapasitas produkstif atau modal fisik
peusahaan .salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menyesuaiakan
posisi aktiva bersih awal perusahaan dengan menggunakan indeks-indeks harga
spesifik yang sesuai (direct pricing ) untuk mencerminkan perubahan-perubahan
biaya berjalan yang ekuivalen dari sebuah item selama periode yang dimaksud.
jadi, sementara tujuan dari penyesuaian tingkat harga umum adalah untuk
mempertahankan daya beli umum dari modal uang awal perusahaan, serta berupaya untuk
mempertahankan modal fisik atau kapasitas produktif perusahaan.
Sehingga
dengan adanya perubahan harga dalam akuntansi maka akan terjadi inflasi yang
merupakan kenaikan tingkat harga rata-rata yang bersifat sementara atau
berlangsung terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu
yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini
disebut inflasi.
2.3 Penyebab Inflasi
Penyebab terjadinya
inflasi secara umum bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Demand-pull
inflation
Bertambahnya
permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan
faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan
harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan
sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand
pull inflation.
2. Cost-push
inflation
Inflasi
ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan
harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
2.4 Dampak Inflasi
Inflasi mempunyai dampak
terhadap individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara luas. Dampak yang
ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif, tergantung pada tingkat
keparahannya.
1. Dampak
positif
Pengaruh
positif inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase
tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit
adalah 15% per tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti
ini akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini
terjadi, karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan
kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.
2. Dampak
Negatif
Inflasi
yang terlalu tinggi membawa dampak yang tidak sedikit terhadap perekonomian,
terutama tingkat kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:
-
Dampak Inflasi terhadap Pemerataan
Pendapatan
-
Dampak Inflasi terhadap Output (Hasil
Produksi)
-
Mendorong Penanaman Modal Spekulatif
-
Menyebabkan Tingkat Bunga Meningkat dan
Akan Mengurangi Investasi
-
Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan
Ekonomi di Masa Depan
-
Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran
2.5 Cara Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan
moneter
Menurut
teori moneter klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar.
Dengan demikian, secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu
dengan mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah
tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah
jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga
inflasi meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan berbagai
kebijakan moneter untuk mengurangi peredaran uang.
2. Kebijakan
fiskal
Bagaimana
kebijakan fiskal dapat mengendalikan inflasi? Seperti Anda ketahui, kebijakan
fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi
adalah mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan
pinjaman pemerintah.
3. Kebijakan
Non-Moneter dan Non-Fiskal
Selain
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan
nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi,
menstabilkan upah (gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.
2.6 Sudut Pandang Internasional Terhadap
Akuntansi Inflasi
·
AMERIKA SERIKAT
Pada
tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement
of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan
dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang
memiliki persediaan dan aktiva tetap.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33
mengemukakan bahwa :
-
Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh
FASB membingungkan.
-
Biaya untuk penyusunan pengungkapan
ganda ini terlalu besar.
-
Pengungkapan daya beli konstan biaya
historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
Oleh
karena itu, FASB memutuskan untuk menyarankan, dan tidak mewajibkan, perusahaan
pelaporan di AS untuk mengungkapkan baik informasi daya beli tetap biaya
historis maupun daya beli tetap biaya kini. Pedoman yang diterbitkan oleh FASB
(SFAS 89) bertujuan untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh
perubahan harga terhadap laporan keuangan, disamping sebagai cikal bakal
standar akuntansi inflasi dimasa mendatang.
·
INGGRIS
Komite
Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting
Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16
dengan SFAS 33 yaitu :
-
Apabila standar AS mengharuskan
akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya
kini untuk pelaporan eksternal.
-
Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat
pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan
laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris
memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
-
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai
laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
-
Menyajikan akun-akun biaya historis
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
-
Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai
satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
·
BRASIL
Inflasi
sering dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis di
Amerika Latin, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Mengingat pengalamannya dengan
inflasi dimasa lalu, pendekatan yang dilakukan oleh brasil terhadap akuntansi
inflasi sangat informatif.
Akuntansi
inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok
pilihan pelaporan, Undang-Undang perusahaan Brasil dan Komisi Sekuritas dan
Bursa Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan undang-undang perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur
devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi,
beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi
( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun ekuitas pemegang
saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba
ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian
tingkat harga terhadap modal. Akun yang disebut terakhir berasal dari revaluasi
aset tetap kedalam biaya pengganti kininya, setelah dikurangi provisi
penyusutan teknis dan fisik.
Penyesuaian
inflasi terhadap aset permanen dan ekuitas pemegang saham diterima bersih, dan
kelebihannya diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai laba atau rugi
koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham
(BRL275) merupakan jumlah yang mesti ditumbuhkan lewat investasi pemegang saham
diawal tahun, guna mengatasi inflasi. Penyesuaian aset permanen yang lebih
sedikit dari penyesuaian ekuitas menimbulkan rugi daya beli, yang tercermin
dalam aset moneter bersih yang diungkapkan oleh perusahaan yaitu modal kerja.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Inflasi merupakan
fenomena dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan
yang ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki
penyimpangan dari convensional historical cost accounting yang memasukkan unsur
perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset. Perubahan harga
menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan
pemertahanan kapital. Konsekuensi-konsekuensi internasional dari inflasi global
sangat mengganggu. Karena inflasi telah mengikis standar kehidupan sekarang ini
yang memiliki penghasilan dan memperumit pengambilan keputusan bisnis secar signifikan, terjadinya
kegelisahan politik sosial yang luas, tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan
lagi tidak menyebabkan pergolakan-pergolakan politik yang telah memberi warna
pada politik global dalam kemajuan saat ini. Pemerintah-pemerintah di seluruh
dunia telah mencoba berbagai cara yang potensial untuk menanggulangi inflasi.
Diantaranya adalah kebijakan moneter dan fiskal yang restriktif,
peraturan-peraturan yang ditujukan untuk mengendalikan upah dan harga-harga,
dan aktivitas-aktivitas pengaturan lainnya.
Referensi :
FREDERICK D.S, C. G. (1997). AKUNTANSI
INTERNASIONAL. JAKARTA: SALEMBA EMPAT.
http://isnanaina.blogspot.co.id/2014/11/akuntansi-internasional.html